BETANEWS.ID, KUDUS – Puncak prosesi Buka Luwur Makam Sunan Kudus digelar secara sederhana, Kamis (19/8/2021). Hanya tamu undangan dan panitia yang diperbolehkan mengikuti kegiatan yang berlangsung tepat pada 10 Muharam itu.

Humas Panitia Buka Luwur Makam Sunan Kudus, Muhammad Kharis mengatakan, tanggal 10 Muharram merupakan puncak acara dari Buka Luwur Makam Sunan Kudus. prosesi pemasangan luwur dilakukan secara khusyuk dan terbatas, karena masih dalam masa pandemi Covid-19.

“Ini memang bagian acara terakhir, kita lakukan dengan khusyuk. Undangan kali ini dibatasi dibandingkan sebelum pandemi. Kita juga tidak mengundang tamu dari luar kota. Pejabat pun tidak kami undang,” bebernya.

Selain prosesi pemasangan luwur yang dilaksanakan secara terbatas, lanjut Kharis, pembagian sekitar 24.600 nasi jangkrik juga diberikan langsung ke rumah warga.

Namun, ada juga yang bisa mengambil langsung di Menara Kudus dengan membawa kartu yang sebelumnya diberikan oleh panitia. Orang yang mendapatkan kartu ini adalah pemberi sedekah untuk pembuatan nasi buka luwur.

“Sebelum pandemi, nasinya kita bagikan di sini (area makam Sunan Kudus). Tapi karena ini pandemi, dari panitia menyerahkan langsung ke masyarakat,” terangnya.

Kharis menjelaskan, nasi buka luwur yang dibagikan merupakan nasi dengan menu uyah asem. Dahulu, nasi berkat luwur terdiri dari dua menu, yakni nasi jangkrik goreng dan nasi uyah asem. Namun, yang lebih tersebar di masyarakat malah nasi jangkrik.

“Nasi yang bungkusan kecil (yang dibagikan ke masyarakat) itu menu uyah asem. Menu jangkrik goreng itu yang berkuah. Menu ini biasanya untuk para ulama dan panitia, karena ada kuahnya jadi tidak bisa lama. Jadi yang dibagikan masyarakat itu menu uyah asem, yang lebih kering dan tahan lama,” jelasnya.

Bahan baku pembuatan nasi jangkrik dan nasi uyah asem masih sama. Yakni berbahan dasar daging kerbau, bukan daging jangkrik layaknya penamaan menunya.

“Kenapa dinamakan nasi jangkrik, itu hanya penamaan dari para sesepuh dulu. Bahan dagingnya masih sama, daging kerbau,” kata Kharis.

Di hari sebelumnya, Kharis menjelaskan, sedekah yang diterima panitia untuk membuat nasi buka luwur ada bermacam-macam. Rinciannya, 14 kerbau, 69 kambing, 10.843 kilogram beras,  dan bahan-bahan lainnya. “Jumlah orang yang sudah menyumbang di atas dua ribu,” tandas Kharis.

Editor: Ahmad Muhlisin

Diterbitkan di Berita

Ditemui di lokasi, Direktur Rumah Sakit Islam Sunan Kudus, Ahmad Syaifuddin mengatakan, sejak Sabtu (12/6/2021) pihaknya menyelenggarakan vaksinasi untuk masyarakat Kudus. Kegiatan tersebut rencananya akan berlangsung selama sebulan, serta bisa diikuti semua kalangan.

 

Beberapa warga dicek kesehatannya sebelum menjalani vaksinasi di RSI Sunan Kudus, Selasa (15/6/2021). Foto: Rabu Sipan.

 

“Vaksinasi ini untuk semua kalangan warga Kudus yang berusia di atas 18 tahun. Kegiatan vaksinasi akan diselenggarakan selama sebulan,” ujar pria yang akrab disapa Syaifuddin kepada Betanews.id, Selasa (15/6/2021).

Syaifuddin menambahkan, RSI Sunan Kudus dapat jatah vaksin dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melalui Dinas Kesehatan Kabupaten (DKk) Kudus sebanyak 5 ribu dosis atau sasaran. Target per hari mampu menyasar 500 hingga 600 orang.

“Targetnya sehari kami mampu memvaksin 500 sampai 600 orang. Nanti kalau habis rencana akan ada tambahan vaksin dari Kemenkes lagi,” ungkapnya.

Meski untuk semua umur, pihaknya tetap memprioritaskan warga usia lanjut. Cara daftarnya pun mudah yakni melalu nomor WhatsApp 081 229 733 254. Untuk syaratnya hanya membawa kartu tanda penduduk (KTP) Kudus.

Dia pun kemudian, mengingatkan pentingnya warga untuk ikut vaksinasi. Sebab vaksin bertujuan untuk melindungi tubuh. Kalau badan terpapar, virusnya bisa dinetralisir apabila virusnya sedikit. Jika virusnya banyak, gejalanya hanya ringan tidak sampai parah.

“Bagi masyarakat yang sudah dapat jatah untuk vaksin, gunakan kesempatan itu. Sebab vaksin akan melindungi kita dan orang sekitar kita,” tandasnya.

Editor: Ahmad Muhlisin

Diterbitkan di Berita

Warisan Toleransi Sunan Kudus

Selasa, 25 Agustus 2020 19:45

Di seluruh Pulau Jawa hanya ada satu tempat yang namanya berasal dari bahasa Arab, yakni Kudus.

Diterbitkan di Opini