Puisi Ganjar Kurnia Pilihan

Rabu, 10 September 2025 23:00
(4 pemilihan)

MENCARI RAHMAT

 

Pagi itu, matahari tidak sekadar terbit.

Ia menyingkap tabir rahasia semesta.

Cahaya dhuha menetes di ubun-ubun bumi,

membuka jalan bagi kelahiran seorang insan.

 

Makkah yang lama gersang oleh kebekuan hati,

tiba-tiba beraroma mawar taman surga.

Setiap pasir menyimpan getar,

dan angin berbagi kabar:

 

“Telah lahir seorang kekasih—

penyambung kehidupan langit dan bumi.”

 

Ia lahir di terang matahari sepenggalan,

sebagai penanda

bahwa jalan gelap

akan selalu memiliki cahaya penuntun.

 

Ia datang tidak membawa pedang.

Langkahnya adalah kesejukan,

yang meruntuhkan api jahiliyah

 

Ia mengajari manusia

bahwa rahmat bukanlah milik segolongan,

tapi seperti udara yang bisa dihirup semua makhluk,

sungai tak pernah kering yang terus mengalir

bahkan ke hati yang tak pernah meminta.

 

Ia adalah laut,

dan kita hanya tetesan.

Ia adalah matahari,

dan kita pencari rahmat dari sinarnya.

 

Sinar dan rahmat Muhammad.

 

050925

Baca 63 kali
Bagikan: